Saturday, March 17, 2018

Review Lengkap Samsung Galaxy J2 Prime

Hasil gambar untuk review samsung j2 prime
Galaxy J Prime series merupakan perangkat yang baru dihadirkan oleh Samsung untuk pasar Indonesia, dan ketiga perangkat ini nampaknya sangat diandalkan oleh perusahaan raksasa asal Korea Selatan ini untuk mendongkrak angka penjualan untuk smartphone kelas low-end hingga mid-end. Nah kebetulan nih, sudah beberapa hari ini mimin berkesempatan untuk mencicipi langsung salah satu dari tiga seri Galaxy J Prime, yaitu Galaxy J2
berikut review lengkap dari smartphone dengan model paling murah dari Galaxy J Prime series ini berdasarkan pengalaman menggunakannya selama sekitar 10 hari untuk mengobati rasa penasaran bagi kamu yang mungkin sedang mempertimbangkan untuk memilikinya.

apa saja yang ada didalam box
Apa saja isi dari paket penjualan Samsung Galaxy J2 Prime? Beberapa hal yang bisa kita temukan di dalam dus kemasan dari smartphone ini antara lain ada kepala charger (adaptor), kabel USB, kartu garansi, earphone, satu buah baterai, dan pastinya hape itu sendiri, plus dapat bundling kartu IM3 Ooredoo yang sudah berisi paket data 10GB (4G only) plus 2GB (semua jaringan), yang ternyata memang benar-benar nggak bisa digunakan untuk perangkat lain.
Cukup lengkap yaa isi paket penjualannya, mengingat saat ini tak sedikit dari vendor smartphone yang tak menyertakan earphone atau headset dalam paket penjualan produknya.

Fisik dan Desain
Kalau dari segi fisik, sekilas desain bagian depan dari hape ini mengingatkan mimin pada hape Samsung Galaxy Y Duos generasi pertama, yang saat itu (sekitar tahun 2010 – 2011) juga menjadi andalan Samsung di kelas low-end. Iya, mirip banget, lengkap dengan frame terluar yang di finishing dengan efek chrome.

Hanya saja, hape ini nampak memiliki sebuah lampu flash di bagian depat yang terletak di atas layar. Selebihnya, ia tampil tak jauh beda dengan hape Samsung jadul itu, lengkap dengan tombol home fisik khas Samsung. Sejak pertama kali menggunakannya, kesan “murah” sudah mulai terasa di hape ini.  maklum yaa kalau ternyata hape ini belum dilapisi dengan pelindung seperti Corning Gorilla Glass atau Asahi Dragontrail Glass.

Tapi yang membuat  “ada yang kurang” dari hape ini adalah, ternyata Samsung juga tak melapisi panel depannya tersebut dengan Oleophobic coating, semacem lapisan anti sidik jari gitu. Sehingga, bercak bekas sidik jari dan keringat tipis di ujung jari akan sangat mudah menempel di layarnya, sehingga mudah sekali kotor. Dan iya, hal itu membuatnya jadi terkesan lebih murah dari harga yang dibanderolnya. Berasa seperti pegang hape dibawah sejutaan.
Bagian belakangnya pun terbuat dari bahan semacam plastik berpola yang mirip dengan milik Galaxy S5, dan covernya ini juga sangat mudah kotor ketika dipegang. FYI aja, padahal tangan mimin tuh nggak berminyak yang parah-parah banget kok. Tapi secara keseluruhan, hape ini terbilang nyaman kok untuk digenggam. Apalagi cover belakangnya dibuat melengkung, sehingga akan memberikan grip yang terasa lebih secure ketika dipegang.

Ukurannya yang tergolong agak kecil (layar 5.0 inch) membuatnya mudah untuk digunakan dengan penggunaan satu tangan. Di bagian belakangnya itu kita akan menemukan sebuah kamera yang agak menonjol dan memiliki list atau frame dengan finishing chrome, serta lampu LED flash dan juga lubang speaker di sisi kiri dan kanan kameranya. Oiya, kalau kamu tanya apakah cover belakangnya bisa dilepas, jawabannya adalah iya. Baterainya juga bisa dilepas kok.

Dibalik covernya, kita bisa menemukan dua slot kartu micro SIM dan juga slot microSD yang terpisah. Kedua SIM nya ini sudah bisa terkoneksi di jarinya 4G LTE yaa. Sementara untuk tombol volume diletakkan di sebelah kiri, dan tombol power di sebelah kanan. Bagian atas terdapat lubang jack audio 3.5mm, sementara di bagian bawah ada port microUSB v2.0 untuk charging. Terus sensor sidik jari gimana?

Hardware
Salah satu keistimewaan paling menonjol di sisi hardware yang bisa mimin temukan pada perangkat ini adalah bagian LED flash di bagian depannya, yang fungsinya jelas untuk membantu ketika pengguna ingin berfoto selfie di area kurang cahaya.

Selebihnya, ia nampak punya fitur serupa dengan hape Samsung pada umumnya, lengkap dengan tombol home fisik di bagian bawah layar. Oiya, ada hal lain lagi nih yang menjadi nilai plus di sisi hardware nya, yaitu pada bagian baterai yang punya kapasitas sangat besar untuk hape sekelasnya (2600 mAh).

Fitur Kamera
Fitur-fitur pada aplikasi kamera dari hape ini memang terbilang biasa dan tak ada yang istimewa. Ia punya beberapa mode pemotretan standar seperti mode auto, Pro, Panorama, Continuous shot, HDR, Night, Sports, dan sebuah fitur yang cukup unik yakni Sound & shot.

Pada mode Pro, kita akan diberi keleluasaan ekstra untuk mengatur kamera, meskipun yaa pengaturan yang diberikan juga terbilang agak minim. Tapi, masih lebih baik daripada nggak ada sama sekali, kan? Disana, kita bisa setting ISO mulai di kisaran angka 100 hingga 800, White balance, hingga setting exposure (kecerahan). Sayangnya, ketika kita melakukan setting manual pada ISO, perubahan apapun yang kita berikan pada setting exposure (dengan harapan agar memaksa kamera memainkan shutter speed) takkan berpengaruh apapun.

Sementara itu, fitur yang menurut mimin cukup unik yakni Sound & shot memungkinkan kita untuk mengambil gambar, sekaligus merekam suara selama kurang lebih 9 detik. Mungkin maksudnya supaya kita bisa mendeskripsikan apa yang kita bidik itu kali yaa 😀 Hal menarik lain adalah UI dari aplikasi kamera bawaan dari smartphone ini, yang sepertinya juga menjadi standar bagi hape Samsung yang menggunakan Grace UI adalah kemudahan dalam melakukan navigasi pada kamera.

Kita hanya perlu melakukan swipe ke kiri atau kanan pada layar ketika aplikasi kamera diaktifkan, maka menu dari kamera pun akan dimunculkan. Untuk berpindah dari kamera belakang ke kamera depan (dan sebaliknya) pun cukup dengan melakukan swipe layar keatas. Tentu ini akan sangat memudahkan bagi pengguna agar dapat tetap mengoperasikan hape dengan satu tangan, karena kita tak perlu lagi menyentuh tombol menu yang terkadang letaknya jauh dari jari kita.

Untuk kamera depan, pilihan mode pemotretan yang dihadirkan bakal lebih sedikit. Tetapi nampaknya sudah lebih dari cukup karena ia punya dua mode utama yang tentu menjadi andalan ketika berfoto selfie, yakni mode Selfie, dan juga Wide selfie. Plus, ada satu mode tambahan yakni Shot & sound.


UI ini dibangun berdasarkan sistem operasi Android versi Marshmallow. Sayangnya, hanya sedikit pilihan kustomisasi tampilan yang disediakan oleh Samsung untuk perangkat ini. Atau cuma mimin aja yang nggak nemu? Entahlah..

Tapi bagi mimin, yang penting sih UI bawaannya itu bisa berjalan mulus alias mampu memberikan respon yang baik ketika dioperasikan. Iya, itu aja udah cukup kok 🙂

Layar
Panel TFT PLS LCD beresolusi qHD yang digunakan oleh Galaxy J2 Prime memang tak bisa dibilang buruk untuk perangkat sekelasnya. Ia bisa menampilkan warna dengan cukup baik, meskipun menurut mimin jelas nampak kurang tajam karena resolusi layarnya tersebut. Sudut pandang dari layarnya ini juga mimin rasa kurang baik, meskipun yaa balik lagi, masih standar hape dibawah dua jutaan lah yaa.
Ketika digunakan diluar ruangan, kita bisa coba mengaktifkan Outdoor mode untuk meningkatkan kecerahan layar dengan sangat signifikan, hanya saja mode ini hanya bisa digunakan selama 15 menit saja, setelah itu layar akan kembali meredup.

Fitur ini cukup membantu agar kita tetap dapat melihat isi konten pada layar dibawah sinar matahari, meskipun yaa efek silau masih sangat mengganggu pandangan ke arah layar.

Aplikasi

Kalau dilihat sekilas, hape ini nampak tak memiliki banyak aplikasi bawaan. Namun kalau dilihat lebih dekat, ternyata beberapa aplikasi bawaan yang disimpan dalam folder untuk membuatnya seolah-olah hanya membawa sedikit aplikasi.
Disini, kita bisa menemukan beberapa aplikasi dasar seperti kontak, gallery, kamera dsb. Sebagai tambahan, Samsung juga telah memberikan “bonus” aplikasi dari Microsoft termasuk Word, Excel, PowerPoint, OneDrive, OneNote, dan Skype. Dan tentu saja, aplikasi Google juga ada dong! Wajib itu untuk hape Android.

Plus, aplikasi dari Samsung sendiri juga sudah terinstal pada smartphone dengan bentang layar 5.0 inch ini. Sebagian besar diantaranya mungkin bakal berguna, tapi beberapa yang lain menurut mimin kemungkinan hanya akan dibuka oleh pengguna sekali atau dua kali saja. Salah satu apps bawaan Samsung yang menurut mimin bakal berguna adalah Samsung Notes.
Samsung Galaxy J2 Prime dibekali dengan chipset MediaTek MT6737T yang punya CPU Quad-core 1.4GHz Cortex-A53 64-bit, GPU Mali-T720MP2, serta dukungan RAM 1.5GB. Awalnya mimin sempat meremehkan kemampuan dari hape ini karena memang spesifikasi yang diberikan oleh Samsung untuk hape ini tergolong biasa aja dan tak terlalu istimewa untuk hape di kisaran harga yang sama.

Multitasking
Menurut penilaian mimin, performa multitasking dari hape ini terbilang bagus, meskipun nggak istimewa yaa. RAM nya memang tergolong tanggung yakni 1.5GB, akan tetapi ia dapat bekerja dengan baik dan mampu memberikan pengalaman berpindah apps yang mulus.

Tapi… Karena keterbatasan kapasitasnya itu, terkadang beberapa aplikasi harus dibuka atau dimuat ulang khususnya ketika mimin coba untuk membuka dan me-minimize lebih dari 4 aplikasi, sehingga akan mengurangi pengalaman bermultitasking nya. Sekali lagi, harap maklum yaa. Meski demikian, gejala lemot ketika mimin coba gunakan untuk ber-multitasking hampir tidak terasa. Jadi yaa, masih tergolong bagus.
Game
Seperti yang sudah mimin sebutkan sebelumnya, awalnya mimin agak meremehkan kemampuan dari hape ini dan iya, mimin tak berharap banyak ketika akan mencoba untuk memainkan game 3D bergenre FPS yang mimin uji pada hape ini, yakni N.O.V.A 3.

Tapi ternyata, hape ini mampu memberikan performa yang baik ketika mimin memainkannya. Semua berjalan lancar nyaris tanpa lag. Suhu perangkat ketika digunakan untuk bermain game pun masih terasa nyaman meski sudah digunakan selama sejam lebih. Tapi bukan berarti tanpa masalah loh yaa. Masih ingat soal ketiadaan Oleophobic coating yang sempat mimin sebutkan di halaman 1 review hape ini? Yaps, ternyata itu membawa sedikit masalah ketika digunakan bermain game, khususnya untuk urusan kenyamanan.
Ketiadaan lapisan anti minyak / anti sidik jari itu membuat layarnya terasa terlalu licin khususnya ketika jari mulai berkeringat. Dan kalau sudah demikian, terkadang layar menjadi tidak responsif sehingga membuat kita agak sulit untuk menggerakkan karakter dalam game. Tapi diluar masalah layar itu, selebihnya mimin rasa tak ada masalah.

Oke, di tes awal ini mimin anggap Samsung Galaxy J2 Prime sudah lulus! Mimin pun mulai berharap lebih pada hape ini, dan coba menginstal game lain yakni Real Racing 3 untuk mencoba kemampuannya. Tapi yaa gitu, menaruh harapan berlebih tuh emang nggak baik ya, karena kalo harapannya nggak tercapai tuh bikin kecewa dan rasanya sakiiit banget. Ibarat punya gebetan, terus ngerasa cocok dan pengen dia jadi pasangan idup, eh ternyata doi udah punya cowok. 

Belum sempat mencoba Real Racing 3 di hape ini, pada saat proses download ternyata muncul pesan horor yang memberitahukan bahwa “Penyimpanan hape tidak cukup” 
Baterai
Hal yang paling bisa dibanggakan dari hape ini selain tentunya brand “Samsung” nya adalah bagian baterai. Yaps, untuk hape dengan layar 5.0 inch, kapasitas baterai 2600 mAh memang tergolong besar banget. Apalagi resolusi layarnya cuma qHD, plus menggunakan prosesor hemat daya. Diatas kertas, harusnya sih baterainya ini bakal awet banget. Dan ternyata…
Bener banget! Mimin agak kesulitan untuk menghabiskan baterainya ini dalam sehari. Untuk pemakaian normal (kartu SIM 1 terpasang dan aktif jaringan 4G, tanpa SIM 2 tanpa microSD, kecerahan layar mendekati minimal) hape ini bisa bertahan lebih dari sehari. Sehingga di kesempatan berikutnya, mimin coba mengakalinya.

Hape mulai mimin nyalakan sekitar jam 5 pagi, baterai 100%. Lalu mimin mulai aktif menggunakannya untuk menjalankan apps standar seperti FB, IG, YouTube dan sesekali membuka aplikasi Twitter. Dan untuk bantu “menguras” baterainya, mimin setting hape ini agar layarnya tidak mati. Dan hasilnya yaa seperti diatas itu! Baterai mulai kehabisan daya sekitar jam 11 malam dengan total Screen on Time hampir 10 jam!
Sementara untuk pengisian daya baterainya, Samsung membekali hape ini dengan adapter daya dengan output 5.0V – 1A. Terus, berapa lama pengisian baterainya? Berdasarkan pengujian yang mimin lakukan, pengisian daya dari sekitar 10% ke 100% dalam keadaan hape dimatikan atau dinyalakan sama-sama membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam 40 menit.

Kelebihan

1. Baterai

Yaps, tak perlu banyak pertimbangan untuk menempatkan fitur baterai dibagian kelebihan bagi hape ini. Perpaduan antara kapasitasnya yang tergolong besar untuk hape 5 inch, resolusi layar yang tak terlalu tajam, plus penggunaan prosesor hemat daya, mampu memberikan daya tahan baterai yang amat baik.

Sangat cocok bagi kamu yang sangat aktif di media social, yang mana kamu tak perlu khawatir untuk ketinggalan update dari temanmu, dan ketika bepergian pun tak perlu repot membawa powerbank karena kamu akan tetap dapat update sepanjang hari dengan hape ini tanpa takut lowbat.

2. Performa

Meski tak ditujukan untuk penggunaan berat seperti bermain game, namun ternyata hape ini tetap mampu menjalankan aktivitas tersebut dengan lancar. Respon dan kinerja buka tutup apps yang lancar juga menjadi poin lebih bagi para penggila socmed karena tak perlu membawa stok sabar yang terlalu banyak hanya untuk bisa membuka aplikasi.

3. Kamera

Di area pencahayaan bagus, kamera belakangnya memang nggak istimewa banget, khususnya ketika pakai mode auto. Tapi mode HDR di kamera hape ini bener-bener bisa ngasih hasil yang menurut mimin sangat bagus untuk hape sekelasnya karena mampu memproses gambar dan menghasilkan dynamic range yang luas, namun tak terkesan dipaksakan seperti hubungan antara kamu dengan dia
Apalagi ketika digunakan di area low light. Memang sih, detailnya jadi nggak bagus, tapi mungkin yang lebih penting bagi kebanyakan orang adalah minimnya noise yang dihasilkan. Meskipun tetep yaa, kamera belakangnya ini punya kekurangan lain yakni masih agak kacau untuk menentukan white balance. Tapi kalo itu sih cuma masalah software aja sih sepertinya, yang kemungkinan bisa mendapatkan perbaikan melalui update system.

Kamera depan dari hape ini juga tergolong bagus karena mampu memberikan detail yang baik (yaiyalah, resolusi 5MP) meskipun warna yang dihasilkan menurut mimin agak pudar. Tapi, yang namanya kamera depan sih sepertinya yaa cuma soal detail dan yang lebih penting adalah bisa bikin muka keliatan lebih cakep dari aslinya 😛 Ditambah lagi, kamera depannya sudah didukung dengan LED flash, yang bikin selfie mu jadi anti gelap. Link untuk hasil fotonya bisa kamu lihat di akhir tulisan ini yaa.

4. Adem

Selama pake hape ini, mimin nyaris tak merasakan gejala panas apalagi kepanasan. Saat main game pun panasnya nggak kebangetan kok, masih tergolong adem sih kalo menurut mimin.

Kekurangan

1. (Layar) Tak Ada Oleophobic Coating

Layarnya nggak pakai Gorilla Glass? Ah kalo itu sih mimin masih maklum. Tapi kok ternyata nggak ada lapisan Oleophobic coating juga? Hemm.. Ketidakhadiran proteksi layar yang satu itu membuat hape ini jadi mudah sekali kotor di bagian layarnya, sidik jari dan minyak mudah menempel dan layarnya pun terkesan terlalu licin ketika jari mulai berkeringat, sehingga akan mengganggu navigasi khususnya ketika sedang bermain game.

Dan ini juga membuat hape ini jadi terkesan lebih murah dari harga yang dibanderolnya.

2. (Layar) Resolusi

Resolusi layar yang tak terlalu tajam juga makin membuatnya terkesan lebih murah dari harga yang dibanderol. Menurut mimin, mestinya hape ini sudah menggunakan resolusi HD pada layarnya agar lebih enak dilihat.

Tapi, justru karena kekurangannya ini ia jadi memiliki keuntungan di sisi baterai dan juga performa ketika bermain game jadi lebih ringan karena GPU tak terlalu terbebani untuk melakukan pengolahan grafis pada layar yang tak terlalu tajam ini.

3. Penyimpanan Minim

Dan yang terakhir sekaligus menjadi kekurangan terbesar dari hape ini adalah penyimpanannya yang minim sekali. Saking minimnya, kita jadi tak bisa memanfaatkan fitur bawaan yang ada, seperti contohnya aplikasi Folder aman yang sudah mimin bahas pada halaman sebelumnya. Iya sih, smartphone ini memang sudah mendukung slot microSD.
Tapi biar bagaimanapun, penyimpanan internal yang cukup juga sangat penting untuk menjaga performa dan kenyamanan karena aplikasi yang terpasang pasti bakal menggunakan penyimpanan internal. Dan microSD hanya akan membantu untuk menyimpan file-file multimedia seperti foto dan video.

Kesimpulan
Jadi, sebenernya Samsung Galaxy J2 Prime itu bagus apa nggak sih? Layak beli nggak? Jawabannya sih, tergantung. Kalau kamu cuma pengen hape yang cuma bakal dipake buat selfie, yang cuma bakal buat socmed, dan “yang penting hapenya dari Samsung”, rasanya hape ini masih layak untuk dimiliki.

Tapiiiiii, kalo misalnya kamu butuh hape buat mendukung aktivitas kerjaanmu seperti misalnya untuk toko online, atau untuk urusan lain yang mengharuskan kamu ikut grup chat yang banyak serta menginstal lumayan banyak apps pendukung, rasanya kamu perlu ngelirik brand lain karena di kisaran harga yang sama, sudah ada beberapa brand lain yang menawarkan hape dengan kapasitas penyimpanan lebih besar yang bakal lebih menjamin kenyamanan penggunaannya.

Dan hape ini bakal lebih nggak cocok lagi buat kamu yang doyan main game. Percaya deh. Meskipun memang performanya oke, tapi yaa itu tadi, kapasitas penyimpanan yang imut-imut bener-bener membatasi penggunaannya.

source : Techijau



Title: Review Lengkap Samsung Galaxy J2 Prime; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment